Hanna Azarya Samosir, CNN Indonesia Kamis, 26/03/2015 15:23 WIB
![]() |
Jakarta, CNN Indonesia -- Yaman porak poranda setelah koalisi serangan udara di bawah komando Arab Saudi diluncurkan guna menggempur kelompok pemberontak Houthi pada Rabu (25/3). Melihat keadaan yang tak kondusif, Kementerian Riset Ilmu Pengetahuan Yaman memutuskan untuk menutup semua sekolah sementara.
Dilaporkan Sputnik, pihak berwenang akan memutuskan kapan proses edukasi dilanjutkan berdasarkan perkembangan keadaan.
Menurut Kepala Dewan Tinggi Universitas Yaman, Muhammad Fadli, keputusan ini diambil untuk menjamin keselamatan siswa sekolah selama serangan udara berlangsung.
Sebelumnya, pihak keamanan lokal dan sumber medis memberikan konfirmasi kepada Sputnik bahwa hingga saat ini lebih dari 20 orang tewas dan 30 lainnya terluka di utara ibu kota Yaman, Sanaa. Laporan tersebut datang hanya berselang beberapa jam setelah Arab Saudi mengumumkan peluncuran koalisi serangan udara 10 negara.
Dalam gempuran ini, Arab Saudi menurunkan 100 jet tempur, 150 ribu tentara dan pasukan angkatan laut.
Para sekutu Saudi, terutama negara-negara Teluk kecuali Oman, juga membantu dengan kekuatan militer untuk mencegah Houthi yang didukung Iran mencapai Aden, tempat Presiden Yaman Abd Rabou Mansour Hadi berlindung.
Negara-negara Teluk memutuskan untuk menggempur "agresi Houthi" setelah ada permintaan dari Hadi. Saudi dan negara-negara Arab menganggap Houthi yang melakukan pemberontakan di Yaman adalah "ancaman besar" bagi stabilitas kawasan.
Dalam pernyataan bersama beberapa waktu lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar dan Kuwait memasukkan ancaman Houthi sama dengan al-Qaidah dan ISIS yang harus diberantas.
Houthi, pemberontak Syiah yang muncul pada 1962 awalnya menguasai wilayah utara Yaman, namun sejak akhir tahun lalu mulai meluaskan kekuasaan mereka ke arah ibu kota.
Lihat juga:Apa yang Harus Diketahui Soal Al-Houthi
Pada operasi menghantam Houthi ini, UEA telah mengirimkan 30 jet tempur, Bahrain 15, Kuwait 15, Qatar 10 dah Yordania 6. Mesir, Pakistan dan Sudan juga telah menyatakan kesiapan mereka bergabung dengan kekuatan Saudi.
Amerika Serikat pada Rabu kemarin mengatakan bahwa Washington terus berkoordinasi dengan Arab Saudi dan sekutu mereka di kawasan dalam operasi ini, termasuk memberikan bantuan intelijen dan logistik. (stu)
No comments:
Post a Comment