Hanna Azarya Samosir, CNN Indonesia Kamis, 26/03/2015 13:50 WIB
![]() |
Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pemberontak Houthi disinyalir telah memegang dokumen rahasia intelijen Yaman dengan informasi detail mengenai operasi kontra-terorisme yang dibantu oleh Amerika Serikat.
Seperti dilansir RT News, Kamis (26/3), dokumen-dokumen tersebut dirampok saat tentara Houthi mengambil alih Kantor Badan Keamanan Nasional Yaman di Sanaa. Beberapa sumber pejabat AS anonim mengatakan bahwa sebagian dokumen itu diserahkan kepada penasihat Iran.
Di antara kumpulan dokumen tersebut terdapat keterangan keputusan Presiden AS, Barrack Obama, untuk mengevakuasi personel militer AS dari Yaman. Keputusan tersebut melumpuhkan upaya penumpasan Al-Qaidah di wilayah tersebut.
Laporan dari pejabat AS ini merebak hanya beberapa jam sebelum Arab Saudi mengumumkan koalisi bersama sembilan negara lainnya untuk meluncurkan serangan udara melawan Houthi di Yaman.
Sebelum serangan digencarkan, Gedung Putih memberikan konfirmasi bahwa AS telah berkoordinasi dengan Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi.
"Kami dapat membantu logistik dan intelijen dan hal semacam itu, tapi tidak akan ada intervensi militer oleh AS," ucap salah satu pejabat senior AS.
Pada Rabu (25/3) pagi, Houthi berhasil merebut sebagian besar kota pelabuhan Aden di dekat pangkalan udara Yaman. Menjelang siang, mereka juga berhasil menduduki pangkalan udara al-Anad yang sebelumnya merupakan basis pasukan AS sebelum akhirnya ditarik pulang.
Akhirnya, Houthi berhasil menguasai Aden, sangat dekat dengan tempat Presiden Abdu Rabu Mansour Hadi melarikan diri.
Informasi mengenai keberadaan Hadi sendiri hingga saat ini masih simpang siur.
"Kami tidak mengetahui keberadaan presiden saat ini," ujar perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Yaman, Jamal Benomar.
Kendati demikian, salah satu Juru Bicara Houthi, Mohammed AlBukhaiti, mengatakan bahwa Hadi sudah meninggalkan Aden saat kelompok Houthi mulai bergerak ke sana.
Salah satu Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri AS, Jen Psaki, juga mengatakan, "Sangat jelas (Hadi) pergi secara sukarela." Menurutnya, keadaan di Yaman menyebabkannya harus pergi dan Houthi tidak mengusirnya.
Dengan direbutnya Aden, posisi Houthi semakin kuat sejak Januari lalu mengudeta istana kepresidenan Yaman di Sanaa dan memaksa Hadi untuk mundur dari jabatannya. (stu/stu)
No comments:
Post a Comment