Thursday, 26 March 2015

Iran Kecam Serangan Udara Arab Saudi di Yaman


Hanna Azarya Samosir, CNN Indonesia Kamis, 26/03/2015 17:01 WIB
Iran Kecam Serangan Udara Arab Saudi di Yaman

Yaman porak poranda setelah koalisi serangan udara di bawah komando Arab Saudi diluncurkan guna menggempur kelompok pemberontak Houthi pada Rabu (25/3). (Reuters/Khaled Abdullah)


Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Iran mengecam serangan udara 10 negara di bawah komando Arab Saudi untuk melawan kelompok Houthi di Yaman pada Kamis (26/3).

"Kami mengecam serangan udara Kerajaan Arab Saudi terhadap Yaman. Aksi Arab Saudi berlawanan dengan hukum internasional dan melanggar kedaulatan negara," demikian bunyi pernyataan resmi Kemlu Iran seperti dikutip Sputnik.

Untuk itu, Iran menyerukan penghentian segala agresi militer di Yaman karena gempuran tersebut hanya akan menambah runyam keadaan.


"Iran ingin penghentian secepatnya seluruh agresi militer dan serangan udara melawan Yaman dan penduduknya. Aksi militer di Yaman, yang sedang mengalami krisis domestik, akan merunyamkan situasi dan menghambat upaya perbaikan krisis melalui jalur damai," ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham, seperti dikutip Reuters.

Iran juga menyangkal tudingan yang mengatakan bahwa mereka menyokong dana dan melatih kelompok militan Houthi di Yaman.

Sementara itu, Houthi juga mengaku dapat bertarung melawan serangan udara Arab Saudi dengan kekuatan sendiri, tanpa bantuan dari Iran.

"Tidak. Warga Yaman siap menghadapi agresi ini tanpa intervensi dari negara lain," ucap pemimpin Houthi, Mohammed al-Bukhaiti.

Seperti dilansir Reuters, Iran adalah sekutu kelompok Syiah Houthi yang sedang berperang dengan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Di tengah kisruh Yaman, Arab Saudi meluncurkan serangan udara guna membantu pemerintah melawan Houthi.

"Kami bertekad untuk melindungi pemerintah Yaman yang sah. Kekalahan Yaman bukan pilihan bagi kami atau bagi rekan koalisi kami," ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, kepada CNN.

Para sekutu Saudi, terutama negara-negara Teluk kecuali Oman, juga membantu dengan kekuatan militer untuk mencegah Houthi yang didukung Iran mencapai Aden, tempat Presiden Yaman Abd Rabou Mansour Hadi berlindung.

Negara-negara Teluk memutuskan untuk menggempur "agresi Houthi" setelah ada permintaan dari Hadi. Saudi dan negara-negara Arab menganggap Houthi yang melakukan pemberontakan di Yaman adalah "ancaman besar" bagi stabilitas kawasan Teluk.

Dalam pernyataan bersama beberapa waktu lalu, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Qatar dan Kuwait memasukkan ancaman Houthi sama dengan al-Qaidah dan ISIS yang harus diberantas.

Houthi, pemberontak Syiah yang muncul pada 1962 itu awalnya menguasai wilayah utara Yaman, sejak akhir tahun lalu mulai meluaskan kekuasaan mereka ke arah ibu kota Sanaa. (stu/stu)

No comments:

Post a Comment